Pengantar Kajian Globalisasi

Premis utama yang disajikan dalam buku ini adalah analisis perkembangan kajian globalisasi dan praktiknya dalam konstelasi internasional. Perbincangan mengenai globalisasi dalam kajian internasional sendiri masih didominasi adanya nalar pikir konstruktivis bahwa globalisasi akan membawa pada kemakmuran dunia. Pada realitanya, globalisasi sendiri adalah arena perpanjangan kepentingan nasional dalam skala internasional sehingga negara yang memiliki kekuatan diplomasi ekonomi dan politik kuat akan mampu menekan kekuatan globalisasi tersebut kepada negara lainnya. Hal inilah yang menjadi pandangan realis bahwa globalisasi adalah anak bahwa praktik-praktik dominasi itu masih ada dan berlangsung hingga kini melalui jalur regulasi maupun diplomasi yang mengikat baik sekali bilateral maupun multilateral. Buku ini merangkum tiga permasalahan yang timbul dalam praktik-praktik globalisasi kontemporer yakni ketimpangan ekonomi resistensi sosial dan marjinalisasi kultur yang merupakan persoalan klasik dan mendasar dalam pembahasan tentang globalisasi. Akar ketiga persoalan tersebut adalah tidak terdistribusikannya secara merata kue ekonomi global diantara berbagai negara dunia. Kepemilikan kapital besar dan teknologi merupakan keunggulan komparatif yang dimiliki negara maju dibandingkan negara dunia ketiga yang masih mengandalkan sumber daya ekstraktif Ketimpangan faktor produksi dalam arena globalisasi jika dirunut ke belakang sendiri merupakan hasil dari dikotomi core-periphery yang tercipta sejak era kolonialisme, developmentalisme, dan kini globalisasi Dalam aspek budaya sendiri, komersialisasi kultur Barat menjadi persoalan serius bagi semakin termarjinalkan Timur, Meskipun Morbiditas dan globalisasi sudah mengakomodasi dan mengadvokasi Timur agar sejajar Barat, tetaplah saja harus mengakui Barat sebagai superior agar diakui menjadi kultur global. Maka, resistensi merupakan jawaban atas segala ketimpangan yang diakibatkan dalam globalisasi baik dari segi ekonomi dan kultur Selain berkembang menjadi politik identitas resistensi dalam melawan Utara dengan membawa semangat resistensi Sebuah Dunia Lain Dimungkinkan Another World is possible) melawan Tidak Ada Alternatif (There is No Alemanivel. Pada akhirnya Forum Sosial Dunia merupakan kulminasi dari pergerakan terwujudnya keadilan sosial dalam globalisasi dimana globalisasi yang bermotif ekonomi harus dirombak dan digantikan dengan motif sosial yang mengakomodasi semua kalangan